Minggu,
20 Oktober 2013
Jadi guru ??? Apa hebatnya ?!
KOPPAJA (Komunitas Peduli Pendidikan Anak Jalanan) disinilah aku memulainya, ternyata jadi guru itu menyenangkan. Ada kepuasan tersendiri ketika aku berbagi ilmu dengan mereka.
Ya, aku dan kalian. Rumah singgah baru, anak didik baru.
Aku mencoba mengenali mereka satu persatu. Yang hadir belajar : Alyah, Nabila, Delia, Riska, Putri, Aneza, dan Iqbal.
Relawan yang datang : Anne, Fikri, Annas, Taufiq, Gilang, dan aku.
Jadi guru ??? Apa hebatnya ?!
KOPPAJA (Komunitas Peduli Pendidikan Anak Jalanan) disinilah aku memulainya, ternyata jadi guru itu menyenangkan. Ada kepuasan tersendiri ketika aku berbagi ilmu dengan mereka.
Ya, aku dan kalian. Rumah singgah baru, anak didik baru.
Aku mencoba mengenali mereka satu persatu. Yang hadir belajar : Alyah, Nabila, Delia, Riska, Putri, Aneza, dan Iqbal.
Relawan yang datang : Anne, Fikri, Annas, Taufiq, Gilang, dan aku.
Materi
mengajar yang aku buat tentang matematika.
Saat pelajaran akan dimulai, ternyata 2 anak ingin mengarang, 1 anak ingin menggambar, dan 4 anak ingin belajar matematika *Haduh, merepotkan ! Tapi, ya sudahlah. Memang seperti itu suasana belajar dengan anak-anak jalanan. Saat belajar mereka sering berisik dan tidak fokus. Aku mengerti belajar yang terlalu lama itu membosankan. Aku berusaha membuatnya menarik agar mereka merasa nyaman. Setiap anak didik memiliki karakter yang berbeda tapi butuh penanganan yang sama. Kecerdasan inteligensi dan kecerdasan emosi harus seimbang, agar dapat terus menemani mereka belajar dan membangun mimpi. Sanggupkah saya ??? *Insya allah.
Saat pelajaran akan dimulai, ternyata 2 anak ingin mengarang, 1 anak ingin menggambar, dan 4 anak ingin belajar matematika *Haduh, merepotkan ! Tapi, ya sudahlah. Memang seperti itu suasana belajar dengan anak-anak jalanan. Saat belajar mereka sering berisik dan tidak fokus. Aku mengerti belajar yang terlalu lama itu membosankan. Aku berusaha membuatnya menarik agar mereka merasa nyaman. Setiap anak didik memiliki karakter yang berbeda tapi butuh penanganan yang sama. Kecerdasan inteligensi dan kecerdasan emosi harus seimbang, agar dapat terus menemani mereka belajar dan membangun mimpi. Sanggupkah saya ??? *Insya allah.