Setiap saat aku belajar memahami segala hal dari apa yang ku lihat, ku dengar, dan ku rasa. Aku dekap semua yang ada di sekeliling ku, mencoba memahami dengan cara ku sendiri. Melangkah lebih dekat untuk mempelajarinya.
Dari mulai yang kecil hingga yang besar, seperti jeritan diam yang muncul dari keadaan terhimpit. Tak pernah terbayang, mereka yang menjadi bagian hidup ku. Terjebak dalam keadaan kelam yang berujung penyesal
Pengakuan mereka. Seperti pukulan dasyat yang menikam dada ku.
Tanpa sadar mengurai air mata ku, sesak yang terasa. Sesuatu yang hilang tak kan pernah kembali lagi. Kini aku berpijak dalam diam dengan pikiran kosong.
Mencoba mengerti keadaan, dan aku paham inilah makna menjaga diri.
Tak rela dan tak percaya membuat ribuan tanya. Diliputi perasaan bingung, marah, kecewa, dan sedih bercampur menjadi satu.
Aku tak menyalahkan mereka atas semuanya. Aku tetap menerima mereka apa adanya, tak peduli orang menilai seperti apa nantinya.
Bagiku, mereka butuh dukungan. Jeritan diam mereka telah tertumpuk dan hanya ingin di tumpahkan ke diriku. Aku sebagai sandarannya. Itulah alasan ku berada di sini bersama mereka. Meski tak terlihat, disini jeritan lara ku ikut bersuara. Di iringi jeritan diam ku, Tuhan sesulit inikah menjaga sesuatu yang paling berharga?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar