Kamis, 21 Juli 2016

Cerpen SMP (Cinta Untuk cinta) " Tanpa Dialog "


Awal oktober yang dingin. Cinta mengintip keluar melalui jendela kamar. Arakan awan hitam menyelimuti langit dengan di temani angin yang bertiup. Cinta agak cemas pada kesendirian, malam, dan sepi.
XXXXX
Suasana pagi yang sama setiap hari. Namun tidak pagi ini. Cinta berjalan melewati koridor kelas dengan perasaan gundah. Saat baru memasuki kelas, adit menghampiri cinta dan duduk di sebelahnya. Wajah adit terlihat ceria sepertinya ada sesuatu yang membuat dirinya senang. Dan cinta tahu alasannya pasti chaca batinnya menebak. Benar. Seminggu yang lalu, adit baru saja jadian dengan chaca. Orang yang selama ini adit suka. Ada perasaan bangga yang menyelisip di hati adit setiap kali membicarakan semua hal tentang chaca. Cinta dan adit memang bersahabat, adit selalu terbuka tentang banyak hal kepada cinta. Cinta hanya memberikan respon datar untuk cerita adit kali ini sambil tersenyum. Cemburu ! itulah yang cinta rasakan. Cinta memang telah memendam perasaan suka ke adit sejak lama, namun adit tak pernah mengetahuinya.
Cinta meninggalkan adit sendiri di kelas dan pergi keluar kelas. Dadanya terasa begitu sesak. Mendung kini menutupi kedua mata cinta, ia tak dapat menahan lagi tangisnya. Cinta kecewa, ia belum bisa melihat adit menjadi milik orang lain. Sayangnya cinta tak punya hak untuk itu semua dan seharusnya ia tak boleh bersikap seperti itu terhadap adit. Karena bagaimana pun adit adalah sahabatnya. Cinta berusaha mengendalikan perasaannya tapi setengah hatinya tetap saja menangis menyaksikan kebahagiaan sahabatnya.
XXXXX
Cinta baru menyadari cuaca luar biasa panasnya. Meskipun begitu hari minggu ini, ia berniat ingin pergi jalan-jalan ke mall bersama sepupunya. Cinta berkeliling mencari toko aksesoris, beberapa toko telah ia kunjungi namun belum ada satu pun yang menarik perhatiannya untuk membeli.
Akhirnya salah satu toko menarik perhatiannya. Cinta membeli beberapa aksesoris yang memang sedang trend saat ini di kalangan para remaja seusianya. Setelah selesai berbelanja cinta berniat untuk makan siang, tiba-tiba Bruk !!! Cinta menabrak seseorang, ternyata itu adit. Adit terlihat sendirian, ia pun berbincang sesaat dengan adit.
Pantas saja hari ini adit terlihat lesu. Ternyata 3 hari yang lalu ia baru saja putus dengan chaca. Deg ! hati cinta sedikit merasa senang namun di sisi lain cinta bisa merasakan apa yang adit rasakan. Sebuah harapan kecil pun kembali hadir dalam nuraninya, harapan untuk bisa mendapatkan adit. Namun di sisi lain hatinya menolak. Karena mungkin perasaan yang ia rasakan akan merusak persahabatannya dengan adit. Ragu ! iya dan tidak.
XXXXX
Cinta duduk di teras rumah menyendiri. Sayup angin sore tak mampu membuatnya merasa nyaman. Ada sesuatu yang cinta pikirkan, ia termenung mengingat apa yang baru saja terjadi di sekolah. Cinta terkejut dengan apa yang di katakan oleh riska teman baiknya. Pengakuan bahwa riska menyukai adit. Huft ! Terlalu banyak peristiwa yang mengendap di benaknya. Padahal baru saja ia merasa masih mempunyai sedikit harapan, kini harapan itu seakan lenyap. Sesaat cinta berpikir, seandainya saja waktu masih berpihak kepadanya. Bersama harapan yang merupakan sebuah pilihan untuknya. Dan kedua kalinya cinta merasa kecewa. Ia terdiam. Tanpa terasa butiran air mata mulai menetes, tak ada yang tahu kecuali dirinya. Ia mencoba mengerti keadaan. Cinta hanya ingin yang terbaik buat riska, meskipun itu harus melukai hatinya. Cinta juga rela membuang perasaannya ke adit. Dalam hati ia berharap agar suatu saat nanti ada cinta untuk cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar