Awal oktober yang dingin.
Cinta mengintip keluar melalui jendela kamar. Arakan awan hitam
menyelimuti langit dengan di temani angin yang bertiup. Cinta agak cemas pada
kesendirian, malam, dan sepi.
XXXXX
Suasana pagi yang sama
setiap hari. Namun tidak pagi ini. Cinta berjalan melewati koridor kelas dengan
perasaan gundah. Saat baru memasuki kelas, adit menghampiri cinta dan duduk di
sebelahnya. Wajah adit terlihat ceria sepertinya ada sesuatu yang membuat
dirinya senang. Dan cinta tahu alasannya pasti chaca batinnya menebak. Benar. Seminggu yang lalu, adit
baru saja jadian dengan chaca. Orang yang selama ini adit suka. Ada perasaan
bangga yang menyelisip di hati adit setiap kali membicarakan semua hal tentang
chaca. Cinta dan adit memang bersahabat, adit selalu terbuka tentang banyak hal
kepada cinta. Cinta hanya memberikan respon datar untuk cerita adit kali ini
sambil tersenyum. Cemburu ! itulah yang cinta rasakan. Cinta memang telah
memendam perasaan suka ke adit sejak lama, namun adit tak pernah mengetahuinya.
Cinta meninggalkan adit
sendiri di kelas dan pergi keluar kelas. Dadanya terasa begitu sesak. Mendung
kini menutupi kedua mata cinta, ia tak dapat menahan lagi tangisnya. Cinta
kecewa, ia belum bisa melihat adit menjadi milik orang lain. Sayangnya cinta
tak punya hak untuk itu semua dan seharusnya ia tak boleh bersikap seperti itu
terhadap adit. Karena bagaimana pun adit adalah sahabatnya. Cinta berusaha
mengendalikan perasaannya tapi setengah hatinya tetap saja menangis menyaksikan
kebahagiaan sahabatnya.
XXXXX
Cinta baru menyadari cuaca
luar biasa panasnya. Meskipun begitu hari minggu ini, ia berniat ingin pergi
jalan-jalan ke mall bersama sepupunya. Cinta berkeliling mencari toko
aksesoris, beberapa toko telah ia kunjungi namun belum ada satu pun yang
menarik perhatiannya untuk membeli.
Akhirnya salah satu toko
menarik perhatiannya. Cinta membeli beberapa aksesoris yang memang sedang trend saat ini di kalangan para remaja
seusianya. Setelah selesai berbelanja cinta berniat untuk makan siang,
tiba-tiba Bruk !!! Cinta menabrak seseorang, ternyata itu adit. Adit terlihat
sendirian, ia pun berbincang sesaat dengan adit.
Pantas saja hari ini adit
terlihat lesu. Ternyata 3 hari yang lalu ia baru saja putus dengan chaca. Deg !
hati cinta sedikit merasa senang namun di sisi lain cinta bisa merasakan apa
yang adit rasakan. Sebuah harapan kecil pun kembali hadir dalam nuraninya,
harapan untuk bisa mendapatkan adit. Namun di sisi lain hatinya menolak. Karena
mungkin perasaan yang ia rasakan akan merusak persahabatannya dengan adit. Ragu
! iya dan tidak.
XXXXX
Cinta duduk di teras rumah
menyendiri. Sayup angin sore tak mampu membuatnya merasa nyaman. Ada sesuatu
yang cinta pikirkan, ia termenung mengingat apa yang baru saja terjadi di
sekolah. Cinta terkejut dengan apa yang di katakan oleh riska teman baiknya.
Pengakuan bahwa riska menyukai adit. Huft ! Terlalu banyak peristiwa
yang mengendap di benaknya. Padahal baru saja ia merasa masih mempunyai sedikit
harapan, kini harapan itu seakan lenyap. Sesaat cinta berpikir, seandainya saja
waktu masih berpihak kepadanya. Bersama harapan yang merupakan sebuah pilihan
untuknya. Dan kedua kalinya cinta merasa kecewa. Ia terdiam. Tanpa terasa
butiran air mata mulai menetes, tak ada yang tahu kecuali dirinya. Ia mencoba mengerti
keadaan. Cinta hanya ingin yang terbaik buat riska, meskipun itu harus melukai
hatinya. Cinta juga rela membuang perasaannya ke adit. Dalam hati ia berharap
agar suatu saat nanti ada cinta untuk cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar