Ini
tugas cerpen bahasa indonesia yang aku buat waktu SMP. Ada 4 cerpen yang ku
tulis, alur ceritanya agak aneh. Selamat membaca ^-^
Jam dinding menunjukkan
pukul 06.00 setelah siap dengan seragam rapi dan lengkap, aku langsung bergegas
pergi ke sekolah. Suasana sekolah sudah terlihat ramai oleh para siswa dan
siswi. Bel masuk baru terdengar, aku berjalan memasuki kelas. Tak ada yang
berbeda dengan kelas ku, yang masih tampak sepi. Tak heran. Karena memang
begitulah kebiasaan teman-teman ku di SMP, mereka sering datang TER-LAM-BAT !
Karena hal itu, mereka sering tidak melaksanakan tugas piket kelas. Aku yang sekarang menjadi ketua kelas mau tidak mau harus turun tangan. Kini bangku kelas telah berpenghuni menandakan bahwa teman-teman ku telah hadir. Waktunya aku untuk memberi komando mereka yang belum piket hari ini.
“ Andi, Reza, Sari, Putri… piket ! “ teriak ku
“ Oh, iya gue lupa “ sahut Sari
“ Udah sih besok aja piketnya, kelas juga udah bersih “ jawab Andi asal
“ Arrgh, alasan ! Udah cepat piket. Kalo ngga gue laporin guru piket “ ancam ku
Dengan sedikit paksaan dari ku, akhirnya mereka melaksanakan tugas piket. Dalam hati aku tersenyum penuh kemenangan.
XXXXX
Pelajaran matematika
sedang berlangsung, kelas yang tadinya berisik berubah menjadi tenang. Mataku
menerawang sekeliling ruang kelas, aku menggelengkan kepala terheran melihat
tingkah laku teman-teman ku. Ku pikir mereka sedang fokus pada penjelasan
matematika di papan tulis. Ternyata tanpa bersuara mereka asyik dengan kegiatan
masing-masing. Ada-ada saja.
Setelah menerangkan
pelajaran, guru matematika memberi tugas kepada kami.
“ Anak-anak kalo udah selesai kumpulkan ke ketua kelas ya. Dan jangan berisik ! “
“ Iya, bu “ jawab anak-anak serempak
“ Anak-anak kalo udah selesai kumpulkan ke ketua kelas ya. Dan jangan berisik ! “
“ Iya, bu “ jawab anak-anak serempak
Saat sedang mengerjakan soal
matematika, ada pengumuman lewat speaker sekolah
yang menyuruh agar ketua kelas dan seketaris berkumpul untuk rapat membahas
acara pensi. Aku dan Fira pergi menuju aula sekolah. Setelah selesai rapat kami
berdua kembali ke kelas untuk menyelesaikan tugas matematika. Dari luar kelas
terdengar guru piket sedang mengomentari kelas ku yang dari tadi berisik. Aku
yang baru datang jadi ikut di tegur juga, karena sebagai ketua kelas akulah yang
bertanggung jawab. Terkadang aku merasa kesal. Padahal tak pernah terbesit
untuk menjadi ketua kelas, menyesal karena ketika di calon kan sebagai ketua
kelas aku mau saja. Ugh !
XXXXX
Semua siswa dan siswi
mulai berhamburan keluar kelas, aku ikut serta di antara mereka yang ingin
menuju ke kantin. Bel istirahat telah selesai berbunyi beberapa menit lalu,
tapi teman-teman ku masih saja sibuk makan bahkan ada juga yang masih duduk
santai di luar kelas. Aku menyuruh mereka masuk kelas tapi tak ada satu pun
teman ku yang menghiraukan. Dengan kesal aku menutup pintu kelas. Karena takut
di kunci dari dalam, saat itu juga mereka berlarian dan berebut untuk masuk
kelas.
15 menit berlalu. Namun
belum ada tanda-tanda guru pelajaran selanjutnya akan datang, kelas mulai riuh.
Karena tak mau pusing, ku biarkan saja mereka berkeliaran seperti hantu di
dalam kelas. Aku menyibukkan diri dengan menggambar. Saat sedang asyik menggambar
Andi dan Reza menghampiri ku.
“ Eh, Shisy… gue izin ke kamar mandi ya ? “ ucap Andi
“ Yaudah jangan lama-lama “ jawab ku
Tak lama. Bruk ! pintu kelas terbuka, Andi dan Reza masuk kelas dengan tergesa-gesa sambil ketawa-ketawa.
“ Kenapa loe ketawa-ketawa ? “ tanya ku
“ Hmm… nggak apa-apa kok “ jawab Reza
Aku hanya bergumam kecil “ ANEH ?! “
“ Eh, Shisy… gue izin ke kamar mandi ya ? “ ucap Andi
“ Yaudah jangan lama-lama “ jawab ku
Tak lama. Bruk ! pintu kelas terbuka, Andi dan Reza masuk kelas dengan tergesa-gesa sambil ketawa-ketawa.
“ Kenapa loe ketawa-ketawa ? “ tanya ku
“ Hmm… nggak apa-apa kok “ jawab Reza
Aku hanya bergumam kecil “ ANEH ?! “
XXXXX
Beberapa menit kemudian,
tenyata pak kepala sekolah masuk ke kelas. Kelas menjadi hening seketika. Pak
kepala sekolah berdiri di depan pintu kelas.
“ Tadi saya lihat ada yang ke kantin. Siapa tadi yang jajan ? “ tanya pak kepsek
Tak ada satu pun teman ku yang menjawab, semua diam dan saling pandang teman.
“ Mana ketua kelasnya ? Siapa tadi yang keluar kelas ? “ tanya pak kepsek lagi
Aku menunjuk tangan. “ Andi sama Reza pak yang keluar kelas “ jawab ku
“ Andi, Reza sini kalian ! Dari tadi saya dengar kelas ini berisik terus. Jam kosong bukan belajar malah pada keluar kelas “ ucap pak kepsek kesal
Kelas ku memang bersebelahan dengan kantor kepala sekolah. Jadi wajar saja kalau pak kepala sekolah selalu terganggu dengan kelas kami yang berisik.
“ Dan kamu sebagai ketua kelas seharusnya bisa bertanggung jawab untuk mengontrol teman-teman mu “ ucap pak kepsek
Aku hanya diam menghela napas.
“ Kalian semua ke lapangan sekarang ! “ perintah pak kepsek
Dengan segera kami megikuti langkah pak kepsek. Aku menatap Andi dengan kesal dan Andi hanya cengar-cengir saja. Kami di hukum lari keliling lapangan 10 kali. Setelah capek lari, kami di jemur di pakiran sepeda sampai pulang sekolah dan diawasi langsung oleh pak kepsek. Dalam hati aku berharap langit mendung namun matahari hari jumat siang terus bersinar cerah. Huft !
“ Tadi saya lihat ada yang ke kantin. Siapa tadi yang jajan ? “ tanya pak kepsek
Tak ada satu pun teman ku yang menjawab, semua diam dan saling pandang teman.
“ Mana ketua kelasnya ? Siapa tadi yang keluar kelas ? “ tanya pak kepsek lagi
Aku menunjuk tangan. “ Andi sama Reza pak yang keluar kelas “ jawab ku
“ Andi, Reza sini kalian ! Dari tadi saya dengar kelas ini berisik terus. Jam kosong bukan belajar malah pada keluar kelas “ ucap pak kepsek kesal
Kelas ku memang bersebelahan dengan kantor kepala sekolah. Jadi wajar saja kalau pak kepala sekolah selalu terganggu dengan kelas kami yang berisik.
“ Dan kamu sebagai ketua kelas seharusnya bisa bertanggung jawab untuk mengontrol teman-teman mu “ ucap pak kepsek
Aku hanya diam menghela napas.
“ Kalian semua ke lapangan sekarang ! “ perintah pak kepsek
Dengan segera kami megikuti langkah pak kepsek. Aku menatap Andi dengan kesal dan Andi hanya cengar-cengir saja. Kami di hukum lari keliling lapangan 10 kali. Setelah capek lari, kami di jemur di pakiran sepeda sampai pulang sekolah dan diawasi langsung oleh pak kepsek. Dalam hati aku berharap langit mendung namun matahari hari jumat siang terus bersinar cerah. Huft !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar